Salurkan bantuan: Rekening Kemanusiaan Bank Syariah Indonesia (BSI) : 7777680007 an. YPPI Spirit of Aqsa | Konfirmasi hub: +6285210322225 (WhatsApp) |RBM Palestine| Spirit Of Aqsa |Israel terus bombardir Gaza menggunakan Bom Cluster dan Fosfor yang dilarang dunia Internasional | Israel membabi buta serang dan bunuh tenaga medis kesehatan yang membantu para korban di Gaza serta menghancurkan ambulance

Rabu, 26 April 2017

Seribu karangan Bunga dan Hal-hal yg Mubazir

Balai Kota Jakarta; Ada pemandangan sedikit berbeda ketika kita mengunjungi Balai Kota jakarta Hari Rabu, 26 April 2017. Seperti biasanya terlebih dahulu kita akan disuguhkan dengan kemacetan sepanjang ruas jalan Medan Merdeka Selatan No.8, RT.11/RW.2, Gambir, Kota Jakarta Pusat. Balai Kota DKI Jakarta merupakan sebuah bangunan administratif yang menjadi tempat kerja resmi Gubernur serta Wakil Gubernur DKI Jakarta yakni Basuki Tjahaja Purnama dan wakilnya Syaiful Djarot. setelah sebelumnya pasangan Gubernur petahana ini mengikuti pertarungan di putaran 2 PILKADA DKI Jakarta tahun 2017. Akan tetapi ada sedikit pemandangan berbeda setelah Gubernur Baru Anies-Sandi dinyatakan menang Versi Quick Count, disisi lain hasil Pilkada DKI jakarta masih menunggu keputusan dari KPUD DKI Jakarta. sebaliknya Gubernur petahana saat ini mendapat simpati yang cukup banyak dari pendukungnya. tampak susunan Karangan Bunga sepanjang jalan menuju Balai Kota yang isinya beragam dari yang mendukung, mengapresisasi, dan ucapan terima kasih atas kinerja gubernur selama ini. melihat karangan bunga yang banyak sepintas dalam fikiran saya buat apa hal seperti ini dilakukan, semacam hal yang mubadzir, bila 1 karangan bunga ini dihargai 1,5 s/d 3 juta maka banyaknya hingga ratusan artinya ada uang miliaran rupiah yang dihabiskan untuk membuat karangan bunga tersebut. dan bila dipergunakan dengan hal yg lebih bermanfaat pasti jauh lebih baik. dari sisi positif ini menurut saya merupakan dukungan moril yang diberikan kepada Gubernur, yang mana selama ini banyak mengalami problem-problem yang ada di Ibu Kota. tergantung kawan-kawan melihatnya dari sudut pandang yang lain, tapi yang jelas hal ini tidak akan berdampak bagi diri pribadi pak ahok sendiri justru menambah keruwetan bagi pak ahok. yang saya liat pak ahok ditv diajak selfie-selfie dan foto-foto bersama oleh warga, ada sedikit keterpaksaan dalam diri pak ahok untuk melakukan hal tersebut, justru menambah ruwet dan pusing pak ahok aja. sambil geleng2 palak (Wueleh2). Azrul

*DAHULU, ASIA TENGGARA* *ADALAH PUSAT KERAJAAN NEGARA-NEGARA ISLAM*

SEJARAH ISLAM DI ASEAN SEMOGA JADI PERINGATAN MUSLIM DI INDONESIA *PHILIPINA* Dulunya Philipina dengan ibu-negaranya Manila diperintah oleh Raja Sulaiman sebagai sebuah Kerajaan Islam. Wilayah Mindanao diperintah oleh Sultan Muhammad Kabungsuwan... Sekarang sudah jadi sebuah negara yang mayoritas warganegaranya beragama Kristen Katholik... Disamping puluhan agama lainnya, termasuk di dalamnya Islam yang jadi minoritas. KAMBOJA (VIETNAM) Dulu namanya Kerajaan Melayu Islam Campa (Panduranga, Kauthara, Vijaya, Inderapura, Simhapura). Sekarang sudah jadi negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha... *THAILAND* Sebagiannya dahulu adalah wilayah Melayu Siam Islam dan tempat lahir ulama Islam tersohor Nusantara... Sekarang dan masa kini sudah menjadi negara yang mayoritas warga negaranya beragama Buddha. Sistem negara pun berasas agama Budha... Orang Melayu di sana sudah tak faham lagi bahasa asli mereka yang dahulu yakni bahasa Melayu dan tak kenal lagi tulisan asli mereka yakni tulisan Jawi. Banyak yang percaya dan berpendapat bahwa Kedah dan Kelantan itu dahulunya adalah daerah/ tanah Thailand yang kemudian dijadikan tanah/daerah Malaysia. *SINGAPORE* Dulu nama asalnya Temasek yang berapa di bawah kerajaan Johor Lama, yang merupakan tempat berdagang berbagai rumpun Melayu, Arab, dan Cina. Pelabuhan Temasek dahulu merupakan tempat berlabuh sultan-sultan Melayu Riau Lingga.. Sekarang sudah jadi negara Singapore/Singapura yang merupakan negara sekuler / liberal yang sebagian besar penduduknya beragama Kristen/Budha/Hindu dll seperti Amerika atau Eropa. Kiini hanya tinggal mata uang Singapura saja yang masih bergambar Gubernur Melayu...Hampir delirium anak-anak generasi millenium sekarang di Singapura tidak mengetahui bahwa Singapura dahulunya adalah milik negeri Melayu Islam. *ARAKAN (MYANMAR)* di Birma. Agama Islam berkembang di Arakan sejak abad pertama Hijriah, zaman sahabat Nabi SAW 1400 tahun yang lalu... Islam masuk ke Farrah ini dibawa oleh para pedagang Arab pimpinan Waqqash bin Malik dan sejumlah tokoh Tabiiin...Kemudian, pada gelombang kedua, Islam dibawa oleh para pedagang Arab Muslim pada abad kedua Hijrah, tahun 172 H/788 M di masa Khalifah Harun al-Rasyid... Mereka singgah di Pelabuhan Akyab Ibukota Arakan.. Umat Islam terus berkembang di Arakan hingga berdirilah Kerajaan Islam oleh Sultan Sulaiman Syah dan berlanjut hingga 3,5 abad lamanya (1430- 1784 M), dipimpin oleh 48 raja Islam, dan berakhir dengan Raja Sulaiman Syah... Kemudian Kerajaan Islam diruntuh oleh serbuan besar-besaran penganut Agama Buddha pada tahun 1784 Masehi.. Sejak saat itulah sampai hari ini umat Islam ditindas, diserbu, dihina, dining secara kejam, tidak berperikemanusiaan dan diperlakukan seperti hewan.. Kini mereka makin menggila dan kerasukan Sean. Bangsa Islam Ronghiya di Burma diadikan mangsa kekejaman (dibunuh, diperkosa, dibakar hidup-hidup) agar Islam dapat dihapuskan dalam lipatan sejarah nya. Kini tinggal beberapa negara-negara Melayu Islam Nusantara seperti Brunei, Indonesia, dan Malaysia saja yang masih bertahan dan masih berpegang prinsip sebagai Kerajaan Melayu Islam (walaupun di Indonesia sudah mulai digerus dengan diangkatnya pemimpin2 kafir) yang didukung oleh naifnya sebagian muslim Indonesia yang mendukungnya dengan menyebut dirinya Islam Nusantara.

Oknum Polisi Bengkulu Tembaki Anak Kandung Hingga Tewas

BENGKULU, PB – Belum hilang dari ingatan publik atas peristiwa penembakan mobil satu keluarga di Lubuklinggau oleh oknum polisi. Kini hal serupa kembali terjadi, Seorang oknum polisi di Kota Bengkulu diketahui menembaki anak kandungnya sendiri hingga tewas. Peristiwa penembakan terjadi pada Rabu (26/4) dini hari sekitar pukul 04.00 Wib dan beralamat di Jalan Sumatera 5 Kelurahan Sukamerindu, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Pelaku penembakan adalah Oknum anggota kepolisian berinisial Aipda BS terhadap anak kandungnya sendiri bernama Bagas alvravigo hingga tewas. Berdasarkan informasi, Aibda BS melakukan penembakan karena menduga yang membuka pintu rumahnya adalah pelaku pencurian, tapi perkiraanya salah, ternyata yang ditembaknya adalah anak kandungnya sendiri. Usai peristiwa penembakan keberadaan Aipda BS belum diketahui, sampai saat ini pihak kepolisian sedang melakukan pencarian guna mengetahui kronologi kejadian yang selengkap-lengkapnya. Sementara itu, korban sudah berada di Rumah sakit Bhayangkara Polda Bengkulu untuk dilakukan Visum Et Repertum serta pengeluaran proyektil yang masih dalam tubuh korban. Hingga berita ini diturunkan, Pihak Kepolisian Polres Bengkulu Unit Identifikasi tengah melakukan cek Tempat Kejadian Perkara (TKP) dirumah Aipda BS untuk mengetahui kronologis kejadian. [DM]

Minggu, 23 April 2017

Identifikasi Berita "Hoax" di Internet

Jakarta : Pertumbuhan penetrasi smartphone dan media sosial yang tidak diimbangi literasi digital menyebabkan berita palsu alias hoax merajalela di Indonesia. Informasi menyesatkan banyak beredar melalui aneka jalur digial, termasuk situs online dan pesan chatting. Kalau tidak hati-hati, netizen bisa termakan tipuan hoax, atau bahkan ikut menyebarkan informasi palsu yang boleh jadi sangat merugikan bagi pihak korban fitnah. Lantas bagaimana caranya agar tak terhasut? Ketika dijumpai KompasTekno di sela deklarasi Masyarakat Anti Fitnah di Jakarta, Minggu (8/1/2016), Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho menguraikan lima langkah sederhana yang bisa membantu dalam mengidentifikasi mana berita hoax dan mana berita asli. Berikut penjabarannya. 1. Hati-hati dengan judul provokatif Berita hoax kerapkali membubuhi judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa dicomot dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax. Karena itu, apabila menjumpai berita denga judul provokatif, sebaiknya cari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan begini, setidaknya pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang. Baca: Awas, “Hoax” di Facebook Catut Nama Situs Berita Resmi 2. Cermati alamat situs Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan. Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai. 3. Periksa fakta Dari mana berita berasal? Siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan lekas percaya apabila informasi bersal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh. Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif. 4. Cek keaslian foto Di era teknologi digital, bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca. Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan. Baca: Google Akui Belum Bisa Kontrol Berita Hoax di Hasil Pencarian 5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci. Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain. Semua anggota bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang. Cara melaporkan hoax Apabila menjumpai informasi hoax, bagaimana cara mencegahnya supaya tidak merugikan orang banyak? Pengguna internet bisa melaporkan hoax tersebut melalui sarana yang tersedia di masing-masing media. Untuk Facebook, gunakan fitur Report Status dan kategorikan informasi hoax sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening, atau kategori lain yang sesuai. Jika ada banyak aduan dari netizen, biasanya Facebook akan menghapus status tersebut. Untuk Google, bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan situs dari hasil pencarian apabila mengandung informasi palsu. Twitter memiliki fitur Report Tweet untuk melaporkan twit yang negatif, demikian juga dengan Instagram. Pengguna internet dapat mengadukan konten negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id. Masyarakat Indonesia Anti Hoax juga menyediakan laman data.turnbackhoax.id untuk menampung aduan hoax dari netizen. TurnBackHoax sekaligus berfungsi sebagai database berisi referensi berita hoax. Sumber : KOMPAS.com

'Kemesraan' Polri dan Novel Baswedan Pascainsiden Air Keras

Jakarta, CNN Indonesia -- Insiden penyerangan penyidik KPK Novel Baswedan dengan air keras mengejutkan banyak pihak, tanpa terkecuali Polri. Setidaknya, hal itu terlihat ketika berbondong-bondong para pejabat Korps Bhayangkara menjenguk Novel di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 April lalu. Kepala Polsek Kelapa Gading Komisaris Argo Wiyono, Kapolres Jakarta Utara Komisaris Besar Dwiyono, dan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan, hingga Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberi dukungan moral bagi penyidik utama KPK itu.. Kehadiran para pejabat nomor satu di level kepolisian itu memunculkan kesan ‘mesra’ antara Novel dengan mantan institusi yang mendidiknya. Kunjungan mereka juga seolah menghapus memori perseteruan yang pernah terjadi di antara keduanya. Hari itu, Novel mendapat perawatan medis yang serius setelah disiram air keras oleh dua orang pengendara motor yang identitasnya belum diketahui hingga kini. Lihat juga:Polda: Tersangka Penyerang Novel Tunggu Hasil Puslabfor Novel merupakan perwira lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1998. Ayah empat anak ini sempat bertugas di Kepolisian Resor Bengkulu sejak 1999 hingga 2005. Di pengujung kariernya di Polres Bengkulu, Novel menjabat kepala satuan reserse kriminal. Novel mulai ditugaskan sebagai penyidik KPK pada Januari 2007. Pria kelahiran Semarang, 22 Juni 1977 ini merupakan salah satu penyidik terbaik yang dimiliki lembaga antirasuah. ‘Perseteruan’ Novel dengan institusi Polri dimulai kala ia memimpin satuan tugas penyidikan kasus dugaan korupsi proyek pengadaan alat simulator Surat Izin Mengemudi (SIM) di tubuh Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri pada 2012. Lihat juga:Polri Bentuk Tim Khusus Usut Kasus Penyiraman Air Keras Novel Novel juga yang memimpin pemeriksaan sekaligus penggeledahan ruang kerja seniornya, Kepala Korlantas kala itu, Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Sejak menangani dugaan korupsi simulator SIM, berbagai ancaman kerap diterima Novel dan keluarga. Bahkan tidak lama setelah ia memeriksa dan menggeledah ruang kerja Djoko, penyidik Polres Bengkulu menciduk Novel di Gedung KPK, 5 Oktober 2012. Novel dituduh melakukan tindak pidana pembunuhan dengan kekerasan saat menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu pada 2004. Kasus ini akhirnnya ‘tutup buku’ setelah Kejaksaan Negeri Bengkulu meneken surat keputusan bernomor B03N.7.10/RP.10/2/2016 tentang penghentian penuntutan terhadap Novel. Jaksa berpendapat, kasus Novel tidak layak dilanjutkan ke pengadilan karena sejumlah alasan, salah satunya, alat bukti tidak cukup. Kasus Novel pun dianggap kedaluarsa sejak 18 Februari 2016. Tak hanya itu, perseteruan juga sempat terjadi saat Novel yang masa tugasnya sebagai penyidik KPK habis, menolak kembali bertugas di Polri pada November 2012. Kala itu, polemik terjadi lantaran publik menganggap langkah penarikan Novel merupakan skenario melemahkan KPK mengusut dugaan korupsi simulator SIM. Novel akhirnya resmi pensiun dari polri dan menjadi penyidik tetap KPK pada 2014. Lihat juga:Teror Air Keras Novel Baswedan dan Pengawalan Penyidik KPK Terakhir, gejolak di antara Novel dan Polri terungkap setelah dia sebagai Ketua Wadah Pegawai (WP) mengajukan keberatan atas keinginan Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman terkait rekrutmen penyidik. Informasi yang diperoleh CNNIndonesia.com, Aris mengirim nota dinas kepada pimpinan, meminta perwira tinggi Polri untuk dijadikan Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) penyidikan di KPK. Ada tiga alasan yang membuat Novel keberatan, di antaranya permintaan perwira tinggi Polri langsung sebagai Kasatgas Penyidikan tidak sesuai prosedur dan WP mengkhawatirkan integritas perwira yang direkrut tanpa prosedur reguler. Terkait ‘kemesraan’ Polri dengan Novel, Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran Muradi menganggap hal itu wajar. Hal itu lantaran Novel dianggap sebagai sosok yang pernah menjadi bagian dari keluarga besar Polri. “Tidak ada yang khusus. Novel tetap keluarga besar Polri walau sudah pensiun dini," ujar Muradi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (13/4). Lihat juga:Jokowi Diminta Ikuti SBY untuk Bongkar Kasus Air Keras Novel Muradi menyebutkan, kedatangan pejabat kepolisian menjenguk Novel merupakan langkah untuk mengantisipasi opini publik yang menyebut bahwa Polri berada di balik layar atas penyiraman air keras tersebut. “Untuk menetralisir bahwa ini bukan bagian dari kerjaan Polri. Dengan begitu, bisa memecahkan situasi ada masalah antara Polri dengan Novel atau Polri dengan KPK," tutur Muradi. (rdk)

Bus Maut Kecelakaan di Puncak Tak Layak Jalan

Bus Maut Kecelakaan di Puncak Tak Layak JalanBus yang terlibat kecelakaan beruntun di Puncak tak layak jalan. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah) Jakarta, CNN Indonesia -- Bus HS Transport yang ditengarai jadi penyebab tabrakan beruntun di Tanjakan Selarong, Puncak, Bogor, Jawa Barat tidak layak jalan. Bus tersebut rem nya blong dan tidak memilik rem tangan. Temuan ini didapat polisi setelah menggelar olah tempat kejadian perkara tabrakan beruntun yang menewaskan empat orang tersebut. ""Tidak ada rem tangan dan kampas remnya juga sedikit. Jelas bus itu tidak laik jalan," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor Ajun Komisaris Hasby Ristama, Minggu (23/4) seperti diberitakan Detikcom. Lihat juga:Sopir Kecelakaan Maut di Puncak Dijadikan Tersangka Bus tak terkendali dan tak bisa berhenti karena rem blom dan rem tangan tak berfungsi. Hasby menampik dugaan jika kontur tanjakan jadi penyebab kecelakaan. Menurutnya sudut kemiringan tanjakan tersebut sudah memenuhi aturan yang berlaku. "Kontur jalan bagus, sudut kemiringan 1 derajat hingga tiga derajat yang tidak boleh itu 10 derajat," katanya. Lihat juga:Korban Tewas Kecelakaan Maut di Puncak Bertambah Kecelakaan beruntun tersebut terjadi kemarin sore yang melibatkan 13 kendaraan. Kejadian bermula saat Bus HS Transport turun dari arah Puncak menuju Gadog. Bus hilang kendali saat di lokasi kejadian dan menabrak tujuh mobil pribadi, lima sepeda motor dan satu bus. Empat orang pengendara sepeda motor tewas dalam kejadian ini. Tiga orang luka berat dan tiga luka ringan. Sopir bus Bambang Hernowo sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara ini. Ia diduga lalai sehingga membuat orang lain kehilangan nyawa.