Salurkan bantuan: Rekening Kemanusiaan Bank Syariah Indonesia (BSI) : 7777680007 an. YPPI Spirit of Aqsa | Konfirmasi hub: +6285210322225 (WhatsApp) |RBM Palestine| Spirit Of Aqsa |Israel terus bombardir Gaza menggunakan Bom Cluster dan Fosfor yang dilarang dunia Internasional | Israel membabi buta serang dan bunuh tenaga medis kesehatan yang membantu para korban di Gaza serta menghancurkan ambulance

Rabu, 03 Oktober 2018

AMERIKA CAIRKAN USD 3,3 M KE MILITER ZIONIS SETELAH BEKUKAN DANA PALESTINA DI PBB


Spirit of Aqsa - Al-Quds | Tahun ini, Amerika Serikat (AS) memberikan bantuan kepada militer Zionis Israel sebanyak USD 3,3 M. Hal ini tentunya untuk memperkuat kejahatan dan penjajahan Israel di Palestina di samping mempererat hubungan bilateral kedua pihak selama 10 tahun kedepan.  

Dalam sebuah pernyataan tertulis pada Selasa kemaren (03/10) seperti dikutip pada laman Anadolu Agency, juru bicara 
Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert menyatakan bahwa Pemerintahan mereka dibawah Donald Trump akan melanjutkan kesepakatan  dalam memberikan bantuan USD 38 miliar kepada militer Israel.

"Berdasarkan ketentuan MoU, AS akan cairkan bantuan ke Israel sebanyak USD 3,3 M  pertahunnya untuk pembiayaan militer serta USD 500 juta untuk program kerjasama pengembangan rudal, ini akan berlanjut selama 10 tahun mendatang." Ujar Nauret.

Setelah Perang Dunia ke-2, Israel menjadi salah satu pihak yang mendapatkan bantuan terbanyak dari AS. Menurut Badan Penelitian Kongres AS, sejauh ini pemerintah Washington telah mengirimkan lebih dari USD 130 miliar dana bantuan ke Israel.

Seiring dengan semakin banyak bantuan militer AS ke Israel, AS baru-baru ini membekukan dana untuk badan PBB yang mengurus pengungsi Palestina, yaitu UNRWA. Padahal anggaran AS untuk UNRWA ini sebesar seperempat dari keseluruhan anggarannya.

Turki mengecam keputusan tersebut dan menyebut bahwa keputusan Amerika Serikat akan mempengaruhi kehidupan lebih dari 5 juta orang Palestina dan memperkeruh konflik.

Donasi Palestina: bit.ly/JihadHartaAqsa

Selasa, 02 Oktober 2018

AKSI RAKYAT MELAWAN UUD YAHUDISASI PALESTINA YANG DITERAPKAN PENJAJAH ZIONIS

Spirit of Aqsa- Bethlehem | Bentrokan terjadi antara Zionis bersenjata Israel dengan rakyat sipil Palestina di berbagai wilayah di Tepi Barat yang diduduki pada Senin kemarin (01/10). Hal ini merupkan wujud perlawanan warga Palestina menuntut penghentian usaha-usaha Yahudisasi Palestina melalui Undang-Undang (UU) penjajah yang menetapkan wilayah jajahan sebagai Negara Bangsa Yahudi.

UU Yahudisasi yang sangat kontroversial ini disetujui oleh parlemen Israel (Knesset) pada bulan Juli lalu. Aksi protes terjadi di berbagai titik di Tepi Barat.

Dalam pernyataan yang dikutip dari Ma’an News menyebutkan bahwa salah satu titik aksi terjadi di pintu masuk utara Kota Ramallah, dekat pemukiman ilegal Israel di Beit El telah terjadi bentrokan yang sengit antara pasukan Israel dan demonstran Palestina. Pemuda Palestina membakar ban dan melemparkan batu ke arah pasukan Israel, sementara tentara menembakkan peluru baja berlapis karet, serta bom air mata dan bom suara untuk membubarkan mereka.

Sumber menambahkan bahwa pasukan Israel menembak dan melukai tiga orang Palestina, termasuk seorang wartawan, dengan peluru baja berlapis karet dan beberapa lainnya menderita inhalasi gas air mata.

Menurut Perkumpulan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) di Al-Quds, bentrokan juga pecah di desa al-Eizariya dan Abu Dis, di mana lima warga Palestina ditembak dan terluka dengan peluru baja berlapis karet yang ditembakkan Israel.

Pasukan Israel juga menyerbu lingkungan Palestina di Jabal al-Mukabbir di Jerusalem Timur, yang menyebabkan bentrokan pecah dengan warga Palestina. Kejadian yang sama terjadi di beberapa titik lain seperti Qalqaliya, dsb.

```Sebagaimana diketahui, salah satu usaha Yahudisasi terhadap wilayah-wilayah jajahan Israel di Palestina adalah dengan upaya memberlakukan "Undang-Undang (UU) Negara Bangsa Yahudi". UU ini menetapkan sepihak status wilayah jajahan Israel sebagai negara khusus untuk bangsa Yahudi, termasuk penyebaran syiar-syiar yahudi pada simbol-simbol pemerintahan penjajah ini, seperti; lagu kebangsaan, bendera, ikon, dll. Kemudian juga menetapkan Yerusalem sebagai ibukota Israel dengan bahasa Ibrani sebagai bahasa resmi dan hak untuk berimigrasi ke Palestina bagi Yahudi di seluruh dunia.```

LAGI, WARGA PALESTINA DICULIK & DISIKSA ISRAEL HINGGA MERENGGANG NYAWA

Spirit of Aqsa – Ramallah | Mohammed Zaghloul al-Rimawi pada Minggu (30/09) kembali ke keluarganya dalam keadaan sudah tak bernyawa, setelah sempat jenazah tertahan oleh Zionis selama 13 hari.
Ratusan rakyat Palestina keluar mengusung dan menghantar jenazah Rimawi, senin kemarin.

Rimawi merupakan pria Palestina yang diculik pada 18 September lalu oleh Zionis bersenjata Israel dalam sebuah penyerangan pagi di rumahnya di Beit Rima, Barat Laut Ramallah.

Menurut keterangan yang didapatkan Maan News bahwa setelah diculik Zionis, Rimawi disiksa secara brutal dan dipukul berkali-kali oleh Zionis Israel hingga menyebabkan kematiannya beberapa jam kemudian.

Jenazah Rimawi akhirnya bisa kembali ke keluarganya setelah mereka berhasil meloloskan tuntutan banding yang diajukan oleh aktivis advokat Palestina di Komite Urusan Tahanan dan Ex-Tahanan.

Organisasasi HAM Addameer menyatakan bahwa hasil outopsi menunjukan bahwa Rimawi mengalami pemukulah hingga merenggang nyawa. Ditandai dengan memar di sekujur tubuhnya, seperti di bagian dada, paha kanan dan bagian lain.

```“Penggunaan kekerasan yang berlebihan oleh tentara Israel merupakan faktor penyebab kematian Rimawi.” ujar pernyataan Addameer seperti dikutip dari Maan News pada Selasa (02/10).```

Addameer menambahkan bahwa tindakan Israel merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang melarang penggunaan kekuatan terhadap warga sipil yang tidak menimbulkan ancaman nyata dan langsung. Hal tersebut merupakan eksekusi melanggar hukum.

Palestina Prisoner’s Society (PPS) menunjukan bawah Rimawi merupakan warga Palestina ke-tiga yang disiksa hingga merenggang nyawa pada tahun ini. Sebelumnya, hal serupa terjadi pada Yassin al-Saradih dari Jericho setelah penahanannya pada 22 Februari 2018 dan Aziz Eweisat dari Al-Quds pada 19 Mei 2018.