Salurkan bantuan: Rekening Kemanusiaan Bank Syariah Indonesia (BSI) : 7777680007 an. YPPI Spirit of Aqsa | Konfirmasi hub: +6285210322225 (WhatsApp) |RBM Palestine| Spirit Of Aqsa |Israel terus bombardir Gaza menggunakan Bom Cluster dan Fosfor yang dilarang dunia Internasional | Israel membabi buta serang dan bunuh tenaga medis kesehatan yang membantu para korban di Gaza serta menghancurkan ambulance

Selasa, 02 Oktober 2018

AKSI RAKYAT MELAWAN UUD YAHUDISASI PALESTINA YANG DITERAPKAN PENJAJAH ZIONIS

Spirit of Aqsa- Bethlehem | Bentrokan terjadi antara Zionis bersenjata Israel dengan rakyat sipil Palestina di berbagai wilayah di Tepi Barat yang diduduki pada Senin kemarin (01/10). Hal ini merupkan wujud perlawanan warga Palestina menuntut penghentian usaha-usaha Yahudisasi Palestina melalui Undang-Undang (UU) penjajah yang menetapkan wilayah jajahan sebagai Negara Bangsa Yahudi.

UU Yahudisasi yang sangat kontroversial ini disetujui oleh parlemen Israel (Knesset) pada bulan Juli lalu. Aksi protes terjadi di berbagai titik di Tepi Barat.

Dalam pernyataan yang dikutip dari Ma’an News menyebutkan bahwa salah satu titik aksi terjadi di pintu masuk utara Kota Ramallah, dekat pemukiman ilegal Israel di Beit El telah terjadi bentrokan yang sengit antara pasukan Israel dan demonstran Palestina. Pemuda Palestina membakar ban dan melemparkan batu ke arah pasukan Israel, sementara tentara menembakkan peluru baja berlapis karet, serta bom air mata dan bom suara untuk membubarkan mereka.

Sumber menambahkan bahwa pasukan Israel menembak dan melukai tiga orang Palestina, termasuk seorang wartawan, dengan peluru baja berlapis karet dan beberapa lainnya menderita inhalasi gas air mata.

Menurut Perkumpulan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) di Al-Quds, bentrokan juga pecah di desa al-Eizariya dan Abu Dis, di mana lima warga Palestina ditembak dan terluka dengan peluru baja berlapis karet yang ditembakkan Israel.

Pasukan Israel juga menyerbu lingkungan Palestina di Jabal al-Mukabbir di Jerusalem Timur, yang menyebabkan bentrokan pecah dengan warga Palestina. Kejadian yang sama terjadi di beberapa titik lain seperti Qalqaliya, dsb.

```Sebagaimana diketahui, salah satu usaha Yahudisasi terhadap wilayah-wilayah jajahan Israel di Palestina adalah dengan upaya memberlakukan "Undang-Undang (UU) Negara Bangsa Yahudi". UU ini menetapkan sepihak status wilayah jajahan Israel sebagai negara khusus untuk bangsa Yahudi, termasuk penyebaran syiar-syiar yahudi pada simbol-simbol pemerintahan penjajah ini, seperti; lagu kebangsaan, bendera, ikon, dll. Kemudian juga menetapkan Yerusalem sebagai ibukota Israel dengan bahasa Ibrani sebagai bahasa resmi dan hak untuk berimigrasi ke Palestina bagi Yahudi di seluruh dunia.```

LAGI, WARGA PALESTINA DICULIK & DISIKSA ISRAEL HINGGA MERENGGANG NYAWA

Spirit of Aqsa – Ramallah | Mohammed Zaghloul al-Rimawi pada Minggu (30/09) kembali ke keluarganya dalam keadaan sudah tak bernyawa, setelah sempat jenazah tertahan oleh Zionis selama 13 hari.
Ratusan rakyat Palestina keluar mengusung dan menghantar jenazah Rimawi, senin kemarin.

Rimawi merupakan pria Palestina yang diculik pada 18 September lalu oleh Zionis bersenjata Israel dalam sebuah penyerangan pagi di rumahnya di Beit Rima, Barat Laut Ramallah.

Menurut keterangan yang didapatkan Maan News bahwa setelah diculik Zionis, Rimawi disiksa secara brutal dan dipukul berkali-kali oleh Zionis Israel hingga menyebabkan kematiannya beberapa jam kemudian.

Jenazah Rimawi akhirnya bisa kembali ke keluarganya setelah mereka berhasil meloloskan tuntutan banding yang diajukan oleh aktivis advokat Palestina di Komite Urusan Tahanan dan Ex-Tahanan.

Organisasasi HAM Addameer menyatakan bahwa hasil outopsi menunjukan bahwa Rimawi mengalami pemukulah hingga merenggang nyawa. Ditandai dengan memar di sekujur tubuhnya, seperti di bagian dada, paha kanan dan bagian lain.

```“Penggunaan kekerasan yang berlebihan oleh tentara Israel merupakan faktor penyebab kematian Rimawi.” ujar pernyataan Addameer seperti dikutip dari Maan News pada Selasa (02/10).```

Addameer menambahkan bahwa tindakan Israel merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang melarang penggunaan kekuatan terhadap warga sipil yang tidak menimbulkan ancaman nyata dan langsung. Hal tersebut merupakan eksekusi melanggar hukum.

Palestina Prisoner’s Society (PPS) menunjukan bawah Rimawi merupakan warga Palestina ke-tiga yang disiksa hingga merenggang nyawa pada tahun ini. Sebelumnya, hal serupa terjadi pada Yassin al-Saradih dari Jericho setelah penahanannya pada 22 Februari 2018 dan Aziz Eweisat dari Al-Quds pada 19 Mei 2018.


Senin, 01 Oktober 2018

18 TAHUN KESYAHIDAN MUHAMMAD DURRA, TERTEMBAK OLEH ZIONIS DI PANGKUAN AYAHNYA

Spirit of Aqsa- al-Quds | Sejak 18 tahun lalu, Jamal al-Dhurrah tak kenal lelah menziarahi makam anaknya Muhammad al-Dhurrah yang syahid pada 30 September 2000 lalu saat berusia 12 tahun, senandung do’a-doa ia panjatkan agar anaknya tersenyum dan bahagia bersama Sang Maha Rahman dan Rahim.

Muhammad al-Dhurra kala itu, berjalan bersama ayahnya dan warga Palestina, meneriakkan yel-yel kebebasan untuk Negara Palestina di Jalur Gaza, tepat hari ke-dua perlawanan Palestina yang dikenal dengan Intifadha ke-dua, saat merebaknya bentrok rakyat dengan Zionis bersenjata di seluruh wilayah Palestina. 

Juru kamera lepas palestina untuk kantor berita Prancis, Talal Abu Rahma merekam aksi keji Zionis Israel (IDF) tersebut. Al-Dhurra bersama ayahnya berada di tengah-tengah hujanan peluru pasukan Penjajah Israel yang mengarah ke kerumunan perlawanan rakyat Palestina.

Muhammad bersama ayahnya meringkuk di balik sebuah benda slinder di persimpangan Netzarim yang kini dikenal dengan persimpangan as-Syuhada bagian Selatan Kota Gaza, Ia merasakan takut yang mendalam, menangis. Jamal, ayahnya berusaha membuatnya tabah, peluru menderu disekitarnya hingga beberapa peluru menghampiri tubuh mungilnya dan Ia syahid terkapar di pangkuan ayahnya. Ayahnya pun terluka parah akibat insiden tersebut.

Muhammad dan ayahnya dibawa ke rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza, Dokter Ahli Patologi Dr. Abed El-Razeq El Masry menyatakan bahwa Muhammad mendapatkan luka di bagian perutnya, sementara ayahnya mendpatkan luka di siku kanan, bawah paha dan bawah lututnya.

Jenazah Muhammad pun diarak dengan ribuan pelayat warga Palestina menuju tempat istirahat terakhirnya.

Dua hari sebelum ia Syahid, 28 September 2000, mantan perdana menteri penjajah Israel, Ariel Sharon membuat sebuah pelanggaran dengan menyusup ke dalam masjid al-Aqsa. Kunjungan provoktif tersebutlah yang menjadi penyebab langsung lahirnya gerakan Intifadhah ke-dua hingga bermunculan protes memuncak di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Intifadha ke dua berlangsung selama empat tahun berdampak syahidnya lebih dari 4000 warga Palestina.

Muhammad al-Dhurrah yang kelahiran 1988, saat itu masih berada di kelas lima sekolah dasar, ia tinggal bersama ayahnya Jamal al-Durrah dan ibunya Amal serta sembilan saudaranya di Kamp Pengungsian Bureij di Jalur Gaza.

Muhammad al-Dhurra menjadi symbol penting dalam perjuangan warga Palsetina yang menuntuk haknya merdeka. Hingga kini saat-saat terakhir bersama ayahnya diabadikan dalam prangko di Mesir, Tunisia, Maroko dan beberapa negara lainnya..

18 tahun telah berlalu, Dunia masih mengingat akhir dari kesyahidannya, perjuangan demi perjuangan warga Palestina hingga kini mengikuti langkahnya, hidup mulia dan merdeka atau mati syahid.

Donasi Palestina: bit.ly/JihadHartaAqsa